Ada harapan besar yang sedang dititipkan pada program makan bergizi gratis untuk anak-anak sekolah di Indonesia. Dalam setiap sendok nasi, dalam setiap lauk sederhana yang tersaji di piring-piring mereka, tersimpan masa depan bangsa ini. Maka ketika pemerintah mencanangkan program ini sebagai prioritas, kita tidak sedang bicara tentang kebijakan sektoral semata—tetapi tentang fondasi peradaban.

Sebagai masyarakat yang tumbuh dalam dunia digital, kita menyaksikan bagaimana teknologi telah menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan. Namun ironisnya, masih banyak anak-anak di pelosok negeri yang berangkat ke sekolah tanpa sarapan, atau hanya dengan bekal yang tidak cukup memenuhi kebutuhan gizinya. Data menunjukkan bahwa anak-anak dengan asupan gizi rendah cenderung mengalami kesulitan belajar, cepat lelah, dan kurang konsentrasi. Ini bukan hanya soal kesehatan, tetapi soal keadilan.

Blockchain untuk Piring Anak Negeri

Sebagai bagian dari ekosistem blockchain yang berkembang pesat di Indonesia, kami di proyek Bobby The Cat ($BTc) merasa punya tanggung jawab moral untuk ikut ambil bagian dalam gerakan ini. Di balik teknologi, kriptografi, dan tokenomik, ada nurani yang tidak boleh hilang: bahwa teknologi harus hadir untuk manusia, bukan sebaliknya.

Melalui inisiatif “Support Makan Bergizi Gratis”, kami mengalokasikan sebagian dari total suplai token kami secara transparan untuk mendukung program makan anak sekolah. Tidak dalam bentuk wacana, tapi aksi nyata yang bisa diaudit publik—terbuka, tercatat, dan terkunci dalam smart contract blockchain Solana. Di sinilah letak perbedaan: bahwa setiap transaksi bukan hanya menciptakan nilai ekonomi, tetapi juga nilai sosial.

Kami ingin mengubah cara kita memandang “charity” dalam era digital. Tidak lagi sekadar donasi acak yang tidak jelas ujungnya, tetapi sebagai sistem yang bisa dipercaya dan disaksikan bersama. Karena kepercayaan bukan sesuatu yang diminta—ia harus dibangun.

Membesarkan Anak, Membangun Bangsa

Banyak orang mengira bahwa kripto hanyalah dunia spekulasi. Kami tidak sepenuhnya menyangkal itu. Namun kami percaya, di tangan yang tepat, kripto bisa menjadi alat distribusi keadilan. Kami tidak datang membawa solusi semua masalah, tapi kami membawa satu pesan sederhana: bahwa satu piring makan bergizi bisa menjadi awal dari revolusi sosial yang sesungguhnya.

Kita tidak bisa membiarkan anak-anak kita bertumbuh dalam kekosongan gizi, sekaligus berharap mereka menjadi pemimpin masa depan. Kita tidak bisa memisahkan antara tumbuhnya kecerdasan dan terpenuhinya kebutuhan dasar.

Ketika teknologi dan empati bertemu, lahirlah kekuatan baru. Dan dalam kekuatan itu, kita bangun harapan.
Untuk anak-anak kita. Untuk Indonesia.